Home » » UNTUK MEREKA YANG MENGANGGAP KAMI GILA

UNTUK MEREKA YANG MENGANGGAP KAMI GILA

Written By SK BUSER on Rabu, 16 Desember 2009 | 06.28

“Anda wartawan bukan? anda dari wartawan media mana, tidak akan ada wartawan dari media manapun yang akan saya layani, karena wartawan bisanya Cuma mencari kesalahan orang saja, tetap ujung-ujungnya minta duit” itulah salah satu ungkapan yang terlontar dari mulut sang oknum pendidik di salah satu sekolah di suatu daerah. belum juga kami memperkenalkan diri dia sudah memponis seperti itu, kamipun terus berpikir dan muncul banyak pertanyaan di benak kami :

Apakah benar wartawan hanya mencari kesalahan orang saja?
Apakah sebegitu dangkalnya pemikiran si oknum ?
Kami ataukah dia sebenarnya yang tidak punya etika?
Apakah si oknum itu tidak mengetahui pungsi dari wartawan?
saya pun jadi teringat pertama kali ketika saya ingin jadi wartawan, pada saat itu sang guru besar di dunia persilatlidahan pernah bercerita kepada saya bahwa saya harus gila dulu sebelum jadi wartawan dan diapun bercerita “Kalau anda masih waras, yakinlah anda tidak akan mau jadi wartawan. Mengapa? Saat ini citra wartawan sedang kusut dan cemar, karena profesi yang mulia ini dikotori oleh nafsu serakah dan tamak para pelakunya. Semua orang yang mengaku wartawan, seolah berlomba - lomba dalam keserakahan baik dalam urusan dunia maupun kekuasaan lahan. Namun sayang, mereka yang adu otot dan kekuatan itu tidak memiliki kompetensi memadai. Sehingga bukannya dihargai oleh pihak lain, melainkan justru dilecehkan, direndahkan dengan suap recehan dan tidak ada marwah dalam diri wartawan. Anehnya banyak wartawan yang nyaman-nyaman saja dikungkung oleh suasana yang tidak kondusif serta merendahkan martabat ini.
Maka tak ada jalan lain, jika anda ingin jadi wartawan harus gila dulu biar kebal bila disakiti dan dizalimi tapi tetap punya harga diri. Bagaimana caranya menjadi gila? Gilanya seorang wartawan adalah memainkan kombinasi jurus ketajaman pena dan keahlian membaca tanda-tanda zaman. Kemampuan membaca situasi dalam setiap zaman menjadi mutlak sebab setiap fase kehidupan selalu menyertakan tantangan yang berbeda. Ketajaman pena tidak akan merubah keadaan manakala tidak tepat dengan momentum zaman yang sedang dilalui.pepatah menyatakan bila anda masuk ke kandang macan anda harus jadi harimau dulu.
Kehebatan seorang wartawan muncul sesuai dengan tantangan zamannnya, karena itu musim keemasan setiap orang selalu berbeda. Pada saat masyarakat muak dan kesal dengan prilaku pejabat pemerintahan, maka tulisan yang berani dan konfrontatif mengkritisi kebijakan pemerintah itu akan diapresiasi publik. Wartawan akan menjadi pahlawan dimata masyarakat dan dianggap musuh oleh oknum di pemerintahan. Sebaliknya pada saat hubungan masyarakat dengan pemerintah harmonis, wartawan yang menulis kebobrokan pemerintah akan dimusuhi masyarakat dan kroni penguasa.
Pada posisi interaksi semacam inilah wartawan harus pandai menempatkan diri. Kalau wartawan pragmatis dan haus materi, ia akan mengekor, menjilat dan melacurkan diri dengan menjual harga diri kepada oknum penguasa untuk mendapatkan imbal jasa. Ia berada diketiak oknum penguasa dan menjadi anjing penjaga yang setia. Pola ini yang sekarang banyak dianut oleh “wartawan instan” karena motivasikerjanya ber orientasi demi perut sendiri. Maka tidak heran jika Dewan Pers dalam penelitiannya menemukan data bahwa 70 persen wartawan yang sekarang beroperasi tidak layak jadi wartawan beneran karena kualifikasi dan kompetensinya dibawah standar. Bagaimana dengan wartawan karir yang menjaga integritas kerja dan idealismenya? Jenis wartawan ini cenderung dijauhi meski karya jurnalistiknya berkualitas dan mencerahkan. Mereka yang punya idealisme sekarang dimarjinalkan dari pergaulan, sebab dianggap makhluk aneh.
Terlepas dari kegilaan di atas kita kembali ke pertanyaan awal, tapi sebelum kita kembali ke pertanyaan awal mungkin anda bertanya - tanya siapa sih oknum yang melecehkan wartawan tersebut???? semuanya akan kita bahas pada edisi minggu depan. tunggu beritanya. TIM BUSER Majalengka-Ciamis.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MAJALENGKA budidaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger