Bekicot |
Sentra
peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur,
Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali. Bekicot diternakkan umumnya
jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis
ini banyak mengandung daging. Di Eropa, bekicot jenis ini digunakan
sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula
berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit
diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai
bahan baku Escargot. Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber
protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino
esensial yang lengkap. Disamping itu ada masyarakat yang menggemari
makanan dari bahan baku bekicot, seperti sate bekicot, keripik bekicot,
baso bekicot.
Bekicot
juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging
bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam
penyakit seperti radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung
dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit
tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan
Maulie, dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung
suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, dan leher membengkak. Daging
bekicot merupakan komoditi ekspor yang menjanjikan, karena harganya
yang cukup mahal dipasaran internasional. Kini juga telah banyak berdiri
perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar
pemasaran pasaran sebagai komoditi ekspor.
Jika
tertarik berbudidayaya bekicot, salah satu yang perlu diperhatikan
adalah masalah lokasi. Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan,
agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan
maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen
tersebut tidak kesulitan dalam transportasi. Lokasi yang sesuai untuk
budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung
dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai
adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan
cangkang.
Lahan
yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai
kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena untuk
berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab
dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu
udara berkisar 25-30 derajat C. Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu
sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil
dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara
campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang
tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah risikonya
harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk
penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.
Namun
tidak semua jenis bekicot cocok dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang
biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata.
Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada
tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina
variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.
Jika
bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat
digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak
terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik
dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan
yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
Bekicot
biasanya kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan
yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai
menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang
tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh
butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu
sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
Keberhasilan budidaya
bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama
diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot
diantaranya meliputi penjagaan kelembaban lingkungan, mempertahankan
kondisi lingkungan (yang lembab), pemberian pakan yang bermutu secara
teratur, menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain, serta menjaga
agar bekicot tidak ekluar dari areal pemeliharaan.
sukses selalu y...
BalasHapus