Latest Post

Cara Budidaya Puyuh

Written By SK BUSER on Selasa, 24 April 2012 | 04.47

Puyuh
Puyuh
 Cara Budidaya Puyuh
1. SEJARAH SINGKAT
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandangkandang ternak yang ada di Indonesia.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah
3. JENIS
Kelas : Aves (Bangsa Burung) Ordo : Galiformes Sub Ordo : Phasianoidae Famili : Phasianidae Sub Famili : Phasianinae Genus : Coturnix Species : Coturnix-coturnix Japonica
4. MANFAAT
1) Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
2) Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
3) Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2) Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-
jalur pemasaran
3) Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4) Bukan merupakan daerah sering banjir
5) Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 2540 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/msampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
a. Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
b. Kandang untuk induk petelur Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan) Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
d. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu) Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
2) Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.
6.2. Penyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
6.3. Pemeliharaan
1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
2) Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
3) Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematukmatuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
4) Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1) Radang usus (Quail enteritis) Penyebab : bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus. Gejala : puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat. Pengendalian : memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
2) Tetelo (NCD/New Casstle Diseae) Gejala : puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian : (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
3) Berak putih (Pullorum) Penyebab : Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular. Gejala : kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian : sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
4) Berak darah (Coccidiosis) Gejala : tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian : (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
5) Cacar Unggas (Fowl Pox) Penyebab : Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. Gejala : imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalian : vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
6) Quail Bronchitis Penyebab : Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular. Gejala : puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendalian : pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
7) Aspergillosis Penyebab : cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala : Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian : memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
8) Cacingan Penyebab : sanitasi yang buruk. Gejala : puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendalian : menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
8. PANEN
8.1. Hasil Utama
Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
8.2. Hasil Tambahan
Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.
9. DAFTAR PUSTAKA
1) Beternak burung puyuh, 1981. Nugroho, Drh. Mayen 1 bk. Dosen umum Ternak Unggas Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana.
2) Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara komersil, 1992. Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari, Penebar Swadaya, Jakarta.
3) Memelihara burung puyuh, 1985. Muhammad Rasyaf, Ir. Penerbit Kanisius (Anggota KAPPI), Yogyakarta.
4) Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara komersil, tahun 1985. Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. Penerbit Aneka Ilmu Semarang
12. KONTAK HUBUNGAN
1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2) Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas Editor : Kemal Prihatman

Cara Budidaya Lebah

Budidaya Lebah
Lebah
Cara Budidaya Lebah
JENIS
Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya  bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana, A. Dorsata A. Florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis A. mellifera.
Menurut asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:
1) Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai
Afghanistan, Cina maupun Jepang.
2) Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani
dan Italia serta di daerah sekitar Mediterania.
3) Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah
penyebaran sub tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
4) Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon klanceng.


PERSYARATAN LOKASI
Suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 26 derajat C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10 derajat C lebah masih beraktifitas. Di lereng pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25 derajat C) seperti Malang dan Bandung lebah madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Dalam pembudidayaan lebah madu yang perlu dipersiapkan yaitu: Lokasi budidaya, kandang lebah modern (stup), pakaian kerja dan peralatan
Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni.

Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Perkandangan
a. Suhu Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.
b. Ketahanan terhadap iklim Bahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca yang selalu berubah, kokoh dan tidak mudah hancur atau rusak.
c. Konstruksi Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan framenya.

2) Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.

Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal. ratu A. cerana mampu bertelur 500900 butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari.
Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang tersedia tiga paket pembelian bibit lebah: a. paket lebah ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah pekerja. b. paket lebah terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah pekerja. c. paket keluarga inti terdiri dari 1 ratu dan 10.000 lebah pekerja lengkap
dengan 3 sisiran sarang.

2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Lebah yang baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah disiapkan. Selama 6 hari lebah-lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan dan pemeliharaan rutin.

3. Sistem Pemuliabiakan
Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalah dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan dalam sisiran. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul. Pemuliabiakan lebah ini telah berhasil dikembangkan oleh KUD Batu Kabupaten Malang.

4. Reproduksi dan Perkawinan
Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi berkembang lebah ratu sempurna dan  berfungsi untuk reproduksi.
Proses Perkawinan terjadi diawali musim bunga. Ratu lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.

5. Proses Penetasan
Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa.
Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:
  • Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir sarang.
  • Sel calon pejantan,  ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya.
  • Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya.
  • Lebah madu merupakan serangga dengan 4 tingkatan kehidupan yaitu telur, larva, pupa dan serangga dewasa. Lama dalam setiap tingkatan punya perbedaan waktu yang bervariasi. Rata-rata waktu perkembangan lebah:
  • Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, istirahat 2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15 hari.
  • Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari, istirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 21 hari.
  • Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari, istirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 24 hari.
Selama dalam periode larva, larva-larva dalam tabung akan makan madu dan tepung sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, kemudian larva menjadi kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak makan dan minum, di masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna lebah akan keluar sel menjadi lebah muda sesuai asal selnya.

Pemeliharaan
1) Sanitasi, Tindakan Preventif dan Perawatan
Pada pengelolaan lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa kotak yang biasa disebut stup. Di dalam stup terdapat ruang untuk beberapa frame atau sisiran. Dengan sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang pengganggu.

2) Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan ini meliputi menyingkirkan lebah dan sisiran sarang abnormal serta menjaga kebersihan stup.

3) Pemberian Pakan
Cara pemberian pakan lebah adalah dengan menggembala lebah ke tempat di mana banyak bunga. Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada. Dalam penggembalaan yang perlu diperhatikan adalah : a. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidak aktif. b. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan). c. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km. d. Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu musim bunga.
Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis. Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya.

HAMA DAN PENYAKIT
Penyakit
Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah. Kelalaian kebersihan  mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain:
1) Foul Brood ; ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood.
Penyebab : Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran dan tempayak lebah.

2) Chalk Brood
Penyebab : jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati.

3) Stone Brood
Penyebab : jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu yang keras.

4) Addled Brood
Penyebab : telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu.

5) Acarine
Penyebab : kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang tenggorokkan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.

6) Nosema dan Amoeba
Penyebab : Nosema Apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi lebah dan akan menuju usus.


Hama
Hama yang sering mengganggu lebah antara lain:
1) Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah
sebagai salah satu makanannya.
2) Kadal dan Katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang dilakukan
oleh burung.
3) Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah.
4) Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang
dapat merusak sisiran.
5) Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.

Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama
Upaya mencegah serangan penyakit dan hama tindakan yang perlu adalah:
1) Pembersihan stup setiap hari.
2) Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah.
3) Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.
4) Pintu masuk dibuat seukuran lebah.

PANEN

Hasil Utama
Madu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak manfaatnya dan bernilai ekonomi tinggi.


Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah).
Pengambilan madu
Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis.
Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran diekstraksi untuk diambil madunya.
Urutan proses panen:
1) Mengambil dan mencuci sisiran yang siap panen, lapisan penutup dikupas
dengan pisau.
2) Sisiran yang telah dikupas diekstraksi dalam ekstraktor madu.
3) Hasil disaring dan dilakukan penyortiran.
4) Disimpan dalam suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara.
5) Pengemasan madu dalam botol.


DAFTAR PUSTAKA
1) Marhiyanto, B., 1999, Peluang Bisnis beternak Lebah, Gitamedia Press, Surabaya.
2) Sumoprastowo, RM, Suprapto Agus, R,. 1993, Beternak Lebah Madu Modern, Bhratara, Jakarta.
3) Trubus 4, 1988, Manisnya Rupiah dari Madu Lebah, Penebar Swadaya, Jakarta.
4) ______________, Menghasilkan Madu Berkualitas Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.
5) Trubus 250, 1990, Petak Madu Uji Coba Untuk Menghasilkan Madu Beraneka Rasa, Penebar Swadaya, Jakarta.
6) Trubus 273, 1992, Mutu Madu Indonesia Dibanding Impor, Penebar Swadaya, Jakarta.
7) ______________, Menggembala Lebah Ala Australia, Penebar Swadaya, Jakarta.
8) ______________, Pemasaran Madu Indonesia dihambat Kadar Air, Penebar Swadaya, Jakarta.
9) Trubus 276, 1992, Beternak Lebah di Jerman, Penebar Swadaya, Jakarta. 10) Yunus, M, Minarti, S. 1995, Aneka Tetnak, Universitas Brawijaya, Malang.
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas Editor : Kemal Prihatman

Potensi Budidaya Kelinci

Written By SK BUSER on Sabtu, 21 April 2012 | 21.50

Budidaya Kelinci
Kelinci
Potensi dan tujuan beternak kelinci :
Penghasil daging, bisa sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga. Di antara jenis kelinci penghasi daging adalah : Vlaams, New Zealand, White England dll
Penghasil anakan atau bibit, ditujukan untuk mendapatkan ternak pengganti (replacement stock) dan juga ternak hias. Jenis kelinci yang banyak diminati untuk ternak hias antara lain : angora, lion, dan rex totol
Penghasil bulu dan bahan industri, sebagai contoh adalah kelinci jenis angora. Dalam setahun seekor kelinci angora mampu menghasilkan 100-200 gram wool dengan 4 kali pemotongan. Tetapi di Negara kita belum ada yang mengusahakan.
Sebagai bahan percobaan medis atau hewan laboratorium
Keuntungan Budidaya Kelinci
Sedikit kami singgung tentang panca usaha peternakan :
Panca usaha peternakan
1. Penggunaan bibit unggul
2. perkandangan yang memenuhi syarat
3. pemberian ransum yang tepat (kwantitas dan kualitas)
4. Pencegahan penyakit
5. Pemasaran hasil atau produk
Kiat-kiat memilih kelinci yang baik :
- Pergerakan lincah dan aktif
- Mempunyai nafsu makan yang tinggi
- Performance tubuh seimbang (besar kepala dengan panjang tubuh dll)
- Bermata bulat bercahaya, selaput matanya bersih, mempunyai pandangan yang tajam dan cerah
- Telinganya lebar dan panjang minimal 10 cm
- Bagian-bagian yang berlubang (hidung, mulut, telinga, dubur) terlihat bersih
- Berkaki normal (terlihat kuat, kokoh dan berkuku pendek)
berbadan bulat, berdada lebar, padat dan singset
- Berbulu bersih, licin, halus, mengkilat dan rata
- Ekornya terlihat kecil, tumbuh lurus ke atas dan tampak menempel ke punggung serta bentuknya tidak miring
- tanda lain untuk induk betina adalah mempunyai cukup bulu untuk membuat sarang beranak, mempunyai pinggang yang lebar dan jumlah putting susu paling sedikit 8

Kandang
Lokasi :
- sinar matahari yang masuk cukup
- bersuhu sejuk, berkisar antara 15-20°C
- mempunyai ventilasi yang baik untuk pergerakan udara
- tempatnya kering
- lingkungannya tenang dan tak jauh dari rumah, karena berhubungan dengan keamanan ternak
- diusahakan disekitar kandang terdapat naungan
Keuntungan Budidaya Kelinci
Kandang
- Bahan murah, awet, dan mudah di dapat
- Mampu melindungi ternak dari cuaca buruk
- Mempunyai tempat pembuangan kotoran
- Lantai kandang dapat dibuat dari kawat, bambu dan kayu
- Ukuran kandang bisa flexible, bisa dipakai patokan ukuran pxlxt : 90×60x60 cm, sarang beranak berukuran pxlxt : 40×30x30 cm

Makanan
Makanan kelinci yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijauan, biji-bijian, dan makanan penguat (konsentrat). Makanan hijauan yang diberikan antara lain semacam rumput lapangan, limbah sayuran seperti kangkung, selada air, daun bunga kol, daun wortel, wortel, dan lain-lain. Sayuran hijau yang akan diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan jangan dalam keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret. Biji-bijian bisa berupa jagung yang digiling halus (hanya untuk campuran konsentrat), konsentrat : polard (kulit gandum), dedak halus, ampas tahu (terbatas).

Jadwal pemberian pakan :
Hijauan dengan jumlah sedikit diberikan sekitar pukul 07.00 atau 08.00 pagi setelah kandang dibersihkan terlebih dulu, kemudian pada pukul 10.00 pagi diberikan konsentrat, dan pada pukul 15.00 diberikan hijauan lagi tapi dalam jumlah yang banyak
Keuntungan Budidaya Kelinci
Jumlah pakan yang diberikan
Konsentrat untuk
Induk bunting sekitar 1 ons/hari, dan untuk induk menyusui : 1,5-2 ons/hari, sedang hijauan diberikan secara bebas. Konversi pakan yang bagus adalah 3:1
Pencegahan penyakit
Penyakit kelinci yang sering timbul adalah kudis (scabies), mencret dan perut kembung. Untuk kudis anda bisa mengobatinya dengan vormectin yang bisa kita beli di poultry shoup terdekat. Mencret disebabkan pola makan yang salah atau makanan yang diberikan sudah basi hijauan banyak mengandung air sedikit serat. Untuk penyakit perut kembung bisa dicegah dengan tidak memberikan pakan yang masih basah atau kandungan airnya cukup tinggi. Cara mengobatinya adalah dengan pemberian obat sulfa seperti norit atau minyak adas.
Keuntungan Budidaya Kelinci
Pemasaran hasil atau produk
Produk atau hasil dari beternak kelinci adalah sebagai berikut :
1. Daging/karkas
2. Anakan/bibit
3. Bulu/kulit
4. Penelitian
5. Kotoran

Menanam Cabai Sistem Mulsa Plastik

cabe
Cabe
Menanam Cabai Sistem Mulsa Plastik
Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 – 23 hari (berdaun 2 – 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.

• Persiapan Lahan
Dalam teknik budidaya cabe, hal yang cukup penting adalah mempersiapkan lahan.
Dalam hal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam cabe.

Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik khusus yang kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.

• Persiapan Bibit

Salah satu cara menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus . Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Anda dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Anda juga bisa memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari cabe itu sendiri.
Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe). Siram dengan air sedikit saja agar tanah tetap basah dan lembab.
Setelah sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap dipindahkan ke bedengan yang sudah disipakan sebelumnya.

• Penanaman
Salah satu teknik budidaya cabe meliputi cara penanamannya. Pilihlah bibit cabe yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan memiliki daun sebanyak kira-kira 6 helai.
Lepas plastik polybag dan pindahkan bibit tersebut pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik (lebih baik pagi atau sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam lahan yang lebih luas, segera beri pupuk dan air secukupnya.

• Perawatan
Perawatan tanaman adalah salah satu hal yang sangat penting dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit.
Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering, sedangkan pemupukan dapat dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa menggunakan obat atau pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.

• Panen
Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Buah cabe yang bagus untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk.
Itulah beberapa cara sederhana dalam teknik budidaya cabe. Cukup mudah dilakukan dan Anda bisa mendapat hasil produksi yang memuaskan.

Mengenal Lele Dumbo

lele sangkuriang
Lele Dumbo
Jenis-Jenis Ikan Lele Dumbo

Sebelum melangkah lebih jauh dengan membahas cara budidaya ikan lele dumbo ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu jenis-jenis ikan lele dumbo ini. Ada beberapa jenis (spesies) ikan lele, yaitu Clarias batrachus, Clarias Ieiacanthus, Clarias nieuwhofi, dan Clarias teesmanii. Clarias batrachus termasuk jenis yang paling banyak dijumpai dan dibudidayakan, di samping terdapat di alam. Lele asli Indonesia ini (Clarias batrachus) juga banyak dipelihara di Taiwan. Sementara itu, Clarias leiacanthus, Clarias nieuwhofi, dan Clarias teesmanii terdapat di perairan Indonesia, tetapi jarang ditemukan dan diduga sudah langka. Tidak ada keterangan yang jelas, mengapa ketiga spesies itu menjadi langka dan tidak dibudidayakan seperti halnya Clarias batrachus.

Di Indonesia dikenal lele dumbo (Clarias gariepinus) yang adalah ikan lele hibrida yang diintroduksikan ke Indonesia dari manca negara, yaitu Taiwan. PT Cipta Mina Sentosa dari Jakarta tercatat dalam sejarah perikanan karena telah mendatangkan ikan lele hibrida baru ini pada bulan November 1986.

Ketika dimasukkan ke wilayah Indonesia melalui bandara Soekarno-Hatta, ikan lele dumbo ini tercatat bernama ilmiah Clarias fuscus dengan nama populer (Inggris) king cat fish yang berarti raja ikan lele. Beberapa bulan kemudian ada pemberitaan yang menyatakan bahwa namanya yang betul adalah Clarias gariepinus. Menurut keterangan peneliti dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor sebenarnya lele impor yang satu ini adalah hibrida atau hasil kawin silang (hal ini juga bisa anda baca di artikel lain di situs ini yang membahas tentang klasifikasi ikan lele dumbo). Hal itu dibenarkan oleh importir dan tenaga ahlinya dari Taiwan. Lele yang diimpor tersebut adalah hasil kawin silang antara induk betina asli jenis Taiwan dengan induk lele jantan asal Kenya, Afrika. Namun, tidak jelas, apakah lele yang didatangkan itu merupakan hasil silang Fl, F2, atau F3. BRPBAT, Bogor telah meneliti mengenai penamaan spesies lele dumbo secara ilmiah, yaitu menurut keadaan morfologi, warna tubuh, ukuran perbandingan panjang batok kepala dibanding panjang badan dan sifat-sifat lainnya. Disimpulkan bahwa lele dumbo tidak mirip dengan Clarias fuscus, tetapi lebih mirip C. mossambicus dari Afrika, yang memiliki panjang batok kepala 1/5 bagian dari panjang badannya.

Berkaitan dengan masalah hibridisasi atau perkawinan silang antar ikan lele dalam budidaya ikan lele dumbo ini, perlu ditinjau buku-buku tentang ikan lele yang adalah hasil perbaikan genetik melalui silang balik (backcross). Persilangan terjadi antara induk betina generasi kedua (F2) dengan indukjantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi BBAT Sukabumi yang merupakan turunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1985. Sementara indukjantan F6 adalah stok induk yang ada di BBAT. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua dengan indukjantan hasil silang balik tahap pertama. Benih dari induk lele sangkuriang hanya digunakan untuk menghasilkan ikan konsumsi. Dengan demikian, tidak disarankan untuk dijadikan induk. Alasannya adalah demi mempertahankan kualitas lele yang diproduksi. Sebaiknya anda juga membaca artikel sebelumnya tentang keunggulan ikan lele sebagai komoditas budidaya air tawar.

Sumber Referensi: Budidaya Ikan Lele (ed. Revisis) – Dra. Ny. S. Rachmatun Suyanto

Budidaya Lele sebagai Komoditas

ikan lele
Lele
Ikan Lele Sebagai Komoditas Budidaya Air Tawar
Keunggulan ikan lele sebagai komoditas dalam budidaya air tawar sangatlah banyak. Lele (Clarias Sp) sangat populer di kalangan masyarakat. Budi daya ikan lele pun semakin banyak dilakukan orang. Pasalnya, ketika orang menyebut lele, yang teringat adalah nama “pecel lele”. Makanan khas Jawa Timur dengan lauk andalan lele goreng tersebut sangat terkenal seantero nusantara. Awalnya, penjual soto lamongan (Jawa Timur) yang mulai mengembangkan usahanya di Jakarta pada tahun 1950-an mulai menyajikan pecel lele sebagai salah satu menu. Kini, bisnis ikan lele merebak di seluruh tanah air.

Pecel lele pun tidak lagi identik dengan warung tenda atau pedagang kaki lima, tetapi telah masuk ke rumah makan dan restoran mewah, bahkan sampai melewati teritori Indonesia. Kini, bisnis pecel lele mulai merambah Malaysia, Singapura, dan Australia. Di Australia, pecel lele terhidang di Restoran Es Teller 77 Indonesian Champion milik Sukyanto Nugroho yang terletak di Swanson Street, pusat kota Melbourne. Konsumennya pun bervariasi, hampir tiga perempatnya adalah orang bule. Juru masaknya pun bukan orang Lamongan atau Tegal, melainkan Mang Koko, seorang pria kelahiran Burma. Konsumen pecel lele dan ikan lele tidak lagi melulu masyarakat kelas bawah. Lele “naik kelas” menjadi makanan bagi semua lapisan masyarakat. Anda juga bisa membaca tulisan lain di blog ini tentang sejarah ikan lele. Ikan lele telah merambah semua lapisan masyarakat dan dipasarkan, mulai dari pasar tradisional sampai pasar modern, seperti swalayan dan supermarket.

Ikan berkumis keluarga ikan catfish ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang penting, khususnya budi daya ikan lele. Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan dan menduduki urutan ketiga (TABEL 1.1) setelah ikan mas (Cyprinus Carpio) dan ikan nila (Oreochromis Nilotica). Pada tahun 2008, produksi lele nasional sebesar 162.000 ton dan tahun ini (2009) ditargetkan mencapai produksi 250.000 ton.

Lele merupakan salah satu komoditas budi daya air tawar yang memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Dapat dipelihara di berbagai wadah dan lingkungan perairan
Lele dapat dipelihara di kolam air mengalir, bak, kolam terpal, kolam tadah hujan, di sawah (mina-padi), di bawah kandang ayam (mina-ayam), keramba, hampang, dan keramba jaring apung (KJA).

2. Dapat dipelihara di air tergenang dan minim air
Lele merupakan ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut arborescent organ. Dengan alat tersebut, lele mampu hidup pada perairan yang minim oksigen, bahkan lele mampu merangkak di luar air sehingga dikenal sebagai walking catfish. Kelebihan tersebut memberikan berbagai keuntungan, misalnya tidak memerlukan penggantian air yang ketat sehingga dapat dibudidayakan di daerah perkotaan atau di daerah yang sulit air. Kepadatan di dalam wadah pemeliharaan juga sangat tinggi.

3. Dapat menerima berbagai pakan
Lele dikenal sebagai ikan pemakan segala yang rakus (piscivor) sehingga dalam budi dayanya dapat diberikan pakan buatan berupa pelet dan pakan tambahan, seperti ikan-ikan rucah, limbah peternakan, bekicot, dan sebagainya. Kelebihan ini memberikan keuntungan, terutama dalam menekan biaya produksi, khususnya biaya pakan.

4. Tahan penyakit
Lele memang dikenal sebagai ikan yang tahan penyakit. Sekalipun dipelihara di perairan tergenang yang biasanya menjadi sumber penyakit, namun lele cukup tahan.

5. Teknologi budi daya lele dikuasai oleh masyarakat
Teknologi budi daya lele, mulai dari pembenihan, pembesaran, sampai pengadaan pakan telah dikuasai oleh masyarakat. Teknologi ini meningkat seiring diketahuinya cara beternak untuk beraneka jenis-jenis ikan lele lainnya yang ada.

6. Dan sisi distribusi dan pemasaran, senantiasa dalam kondisi hidup
Karena kemampuannya hidup di perairan yang minim oksigen maka distribusi lele hingga di rantai akhir pemasaran senantiasa dalam kondisi hidup. Oleh karena itu, lele tersaji dalam kualitas prima di meja konsumen.

Sumber Referensi: Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal – M. Ghufran H. Kordi K

Budidaya Bekicot

Bekicot
Bekicot
Mencermati cerita asal muasal bekicot (Achanita spp.), hewan yang satu ini berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang).
Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali. Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot. Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Disamping itu ada masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot, seperti sate bekicot, keripik bekicot, baso bekicot.
Bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie, dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, dan leher membengkak. Daging bekicot merupakan komoditi ekspor yang menjanjikan, karena harganya yang cukup mahal dipasaran internasional. Kini juga telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi ekspor.
Jika tertarik berbudidayaya bekicot, salah satu yang perlu diperhatikan adalah masalah lokasi. Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasi. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.
Lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25-30 derajat C. Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah risikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.
Namun tidak semua jenis bekicot cocok dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
Bekicot biasanya kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi penjagaan kelembaban lingkungan, mempertahankan kondisi lingkungan (yang lembab), pemberian pakan yang bermutu secara teratur, menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain, serta menjaga agar bekicot tidak ekluar dari areal pemeliharaan.

Musim Hujan Tiba Jalur Ciamis Rawan Longsor

Written By SK BUSER on Rabu, 17 Maret 2010 | 17.56

Datangnya musim hujan, mengakibatkan banyak terjadi longsor dan banjir apalagi bila saluran air gorong-gorong tidak terawat.
Hal ini terjadi di sepanjang jalan, mulai kecamatan baregbeg sampai kabupaten Ciamis kecamatan panawangan yang berbatasan dengan kabupaten Majalengka jawa barat akibatnya aspal jalan raya jalur Ciamis utara trikis habis oleh genangan air, tanah yang naik atau turun ke jalan.

Seperti terjadi di dusun salam desa kecamatan panawangan kabupaten Ciamis, masyarakatnya bergotong-royong membersihkan tanah dan sampah yang ada di jalan raya, ini terjadi akibat gorong-gorong yang ada di lokasi tersebut tersumbat oleh sampah, karena parit saluran air tidak dirawat.

Kepala desa panawangan asep y.s ( den bonar )Yang pada saat itu berada di lokasi mengatakan di daerahnya sering terjadi longsor dan banjir apalagi sepanjang jalan raya kecamatan panawangan sampai ke perbatasan kabupaten Majalengka daerahnya sebagian besar perbukitan rawan longsor dan banjir.

Kepal dinas terkait lebih memperhatikan daerah-daerah yang rawan terjadi longsor dan banjir terutama jalur Ciamis utara sampai dengan perbatasan kabupaten Majalengka agoes/ Ciamis.

KEPALA SEKOLAH SDN 2 KARANG PANINGAL, KAMILIN MAPD SDN 2 KARANGPANINGAL KEC. PANAWANGAN MENGHARAPKAN BANTUAN.

Sudah sekian lama harapan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah tapi belum terealisasi. Sdn 2 karangpaningal kecamatan panawangan kabupaten Ciamis jawa barat, di sekolah tersebut sarana prasarana yang ada sekaraang sudah tidak memadai salah satu contoh bangku dan kursi juga ruang.

Kepala sekolah sdn 2 karangpaningal kamilin mapd kepada skm buser mengatakan pihak sekolah sudah dari dahulu mengajukan permintaan bantuan ilokal ruang dan mebeulur ,namun sampai saat ini belum terealisasi,mudah-mudahan di tahun 2010 ini harapan kami terwujud . apalagi pemerintah sekarang ini sudah lebih peduli terhadap dunia pendidikan anak bangsa.

Menurut pantauan skm buser di lapangan memang kalau dilihat dari jumlah murid, di sdn 2 karangpaningal sarana prasarana kurang memadai diantaranya bangku dan kursi untuk belajar sangat kurang, kualitasnyapun sudah banyak yang tidak layak pakai, padahal kalau mengacu pada peningkatan mutu pendidikan anak bangsa, jelas sekali harus di dukung oleh sarana prasarana yang memadai.
Mudah-mudahan hal ini menjadi bahan pertimbangan pemerintah khususnya di dinas pendidikan, untuk menindak lanjutnya goes / Ciamis.

Kepala Sekolah MTs Panawangan EDRIS, S. Ag MTs. PANAWANGAN MASIH MEMBUTUHKAN 3 LOKAL SALAH SATUNYA UNTUK RUANG PERPUSTAKAAN

Written By SK BUSER on Selasa, 16 Maret 2010 | 17.51

Jika ditinjau dari kualitas pendidikannya Sekolah Madrasah Tsanawiyah MTs Panawangan Kabupaten Ciamis Jawa Barat, sudah banyak melahirkan lulusan Sekolah tersebut yang dapat melanjutkan pendidikan ke berbagai SLTA dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) serta kerap mendapatkan beasiswa.
Menyikapi hal seperti ini, IDRIS, S. Ag selaku Kepala Sekolah yang sudah bertugas 4 tahun di MTs Panawangan memiliki Visi yang kuat untuk membenahi sekolah, baik sarana fisiknya maupun peningkatan kualitas anak didiknya. Selama ini ia merupakan sosok yang cukup kreatif dalam mengelola dan meningkatkan Citra pendidikan, khususnya di MTs Panawangan Kabupaten Ciamis. Oleh karena itu dengan segala wawasan pengetahuan maupun prestasi yang di milikinya, di tempat ia bertugas, ia akan memaksimalkan langkah untuk lebih meningkatkan lagi Pendidikan, juga di manapun ia di tugaskan tetap menjadi orientasi hidupnya.

Kepada SKM BUSER Ka. Sekolah IDRIS, S. Ag mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat vital " Oleh karena itu dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan mempakan prioritas kami, namun untuk tanggung jawab bersama, karena pendidikan akan sukses jika mendapat dukungan dari semua komponen. Dan dengan sekolahnya mendapatkan 2 lokal ruang belajar kami keluarga besar MTs Panawangan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat Provinsi Kabupaten khususnya Ka. Depag Kabupaten Ciamis Drs. KOESWAYA ALITSAM, MM.
Namun untuk program 2010 kami keluarga besar MTs Panawangan sangat berharap bantuan kembali 3 lokal ruang yang salah satunya untuk ruang perpustakaan, karena ruang perpustakaan salah satu sarana penunjang. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, agar sekolah ini menjadi kebanggaan masyarakat dan mampu mengangkat harkat dan martabat pendidikan di Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Agoes / Ciamis.


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MAJALENGKA budidaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger